Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Egosentris pada anak dan cara meredamnya


Menuju Sekolah
Egosentris adalah ketidakmampuan anak untuk melihat sudut pandang orang lain dalam melihat suatu masalah dan mementingkan perspektif dirinya sendiri. Perubahan kognisi seperti ini biasanya terjadi pada anak usia prasekolah, di mana ia melihat segala sesuatu dari satu sudut pandang dan menganggap sudut pandang orang lain selalu sama dengan sudut pandangnya. Beberapa contoh sifat Egosentris pada anak dan cara meredamnya : 

1. Pelit Atau tidak mau berbagi 
2. Tidak Mau Mengala, 
 3. Suka memukul Temen main

Sangat disayangkan, jika kita malah menyikapi sikap egosentris anak ini dengan melabelinya anak nakal, bandel, egois, dan sederet konotasi negatif lainnya. Tak usahlah kita bersikap seperti itu. Justru dengan adanya sikap egosentris pada anak ini menjadi salah satu pertanda berkembangnya sel-sel otak mereka. 

Pada anak usia dini, dikenal masa golden age di mana pada saat itu kemampuan anak sedang berkembang pesat melebihi orang dewasa. Jika kita mematahkannya dengan terlalu banyak kalimat larangan, dikhawatirkan akan memutus perkembangan otaknya. Akibatnya, gersanglah sel-sel otak yang ada dalam dirinya. 

Untuk mengelolanya, ajak anak untuk berdiskusi tentang akibat dari sikap egosentrisnya yang berlebihan, bisa sambil bermain. Perlahan, tumbuhkan rasa empati yang ada dalam dirinya. Berikan kesempatan waktu yang luang kepada anak untuk bermain dengan anak seusianya, dan ajarkan ia pelajaran bekerja sama, misal menolong mengambilkan popok saat adik bayi mau ganti popok. Ucapkan pujian kepadanya karena mau menolong. Sejatinya sikap egosentris sangatlah wajar dan alamiah sekali.