1. Pelit Atau tidak mau berbagi
2. Tidak Mau Mengala,
3. Suka memukul Temen main
Sangat disayangkan, jika kita malah menyikapi sikap egosentris anak ini dengan melabelinya anak nakal, bandel, egois, dan sederet konotasi negatif lainnya. Tak usahlah kita bersikap seperti itu. Justru dengan adanya sikap egosentris pada anak ini menjadi salah satu pertanda berkembangnya sel-sel otak mereka.
Pada anak usia dini, dikenal masa golden age di mana pada saat itu kemampuan anak sedang berkembang pesat melebihi orang dewasa. Jika kita mematahkannya dengan terlalu banyak kalimat larangan, dikhawatirkan akan memutus perkembangan otaknya. Akibatnya, gersanglah sel-sel otak yang ada dalam dirinya.
Untuk mengelolanya, ajak anak untuk berdiskusi tentang akibat dari sikap egosentrisnya yang berlebihan, bisa sambil bermain. Perlahan, tumbuhkan rasa empati yang ada dalam dirinya. Berikan kesempatan waktu yang luang kepada anak untuk bermain dengan anak seusianya, dan ajarkan ia pelajaran bekerja sama, misal menolong mengambilkan popok saat adik bayi mau ganti popok. Ucapkan pujian kepadanya karena mau menolong. Sejatinya sikap egosentris sangatlah wajar dan alamiah sekali.